CIREBON – Dairoh (31 ) janda dua anak mantan BMI Oman ini tragis sekali hidupnya. Niatan awal pergi ke Oman menjadi BMI adalah untuk ekonomi rumah tangganya, namun pada perjalanannya, saat Dairoh hanya mampu menjalani bekerja  di Oman selama 6 tahun saja, rumah tangganya harus berakhir lantaran Dairoh yang berpenghasilan, dan memerlukan banyak biaya pengobatan. Suami Dairoh memilih menghilang, meninggalkan Dairoh bersama kedua anaknya dalam keterlantaran.
Warga Desa Kalisari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, yang kini hidup dalam segala keterbatasan ini tak mau menyerah begitu saja pada nasib. Dukungan kedua anaknya membesarkan semangat Dairoh untuk sembuh dari penyakitnya. Sebuah penyakit yang berawal dari insiden kecelakaan kerja di rumah majikannya saat bekerja di Oman 4 tahun silam.
Seperti dilansir dari radar Cirebon, Dairoh pernah terjatuh di lantai rumah majikannya saat bekerja. Insiden tersebut membuat tubuhnya terasa sakit semua dan nyeri luar biasa pada seluruh tangan kanannya mulai dari pundak hingga ujung jari. Majikan Dairoh sempat membawanya berobat ke Rumah sakit, namun atas biaya Dairoh sendiri, bukan dibiayai majikannya. Masalah pembiayaan inilah yang kemudian membuat Dairoh dipulangkan oleh majikannya 4 tahun silam. Dokter memvonis telah terjadi pergeseran sendi pada bahu kanannya, dan diperlukan tindakan operasi untuk menyembuhkannya dengan biaya yang mahal.
Sampai di kampung halamannya, Dairoh berusaha mencari pengobatan alternatif dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian. Sebab, kepulangan Dairoh, membuat terhentinya pemasukan keuangan rumaah tangganya. Dalam kondisi demikian, Dairoh berusaha mencarri kesembuhan dari klinik alternatif satu ke klinik alternatif lainnya. Lantaran tak juga mendapat kesembuhan, dan sakit di bahu kanan kian menjadi-jadi semenjak terjadi pembengkakan, Dairoh menuruti saran warga untuk berobat ke Rumah Sakit Ortopedi di Solo.
Keberangkatan Dairoh Ke Solo inilah yang membuat seluruh isi tabungannya habis tak tersisa. Sepulang dari Solo pun, pengobatan Dairoh juga tidak membawa hasil lantaran, tidak dilakukan sampai tuntas. Kini, keretakan engsel bahu kanan Dairoh, telah melahirkan penyakit baru, kanker tulang.
Disaat kondisi yang kian carut marut, tiba-tiba suami Dairoh memilih menghilang. Dairoh diceraikan dan ditinggalkan begitu saja bersama kedua anaknya. Akibat kondisi tersebut, dia kesulitan mengurusi kebutuhan keluarganya. Bahkan, anak pertamanya yang kini berusia 15 tahun terpaksa berhenti sekolah dan memilih bekerja untuk membantu meringankan beban keluarga.
“Suami saya nikah lagi. Uang tabungan juga sudah tidak ada, habis semua. Dulu saya kirim uang hampir setiap bulan waktu jadi TKW. Anak saya tiga orang. Yang sekolah satu orang, yang satu masih kecil, usia sekitar tiga tahunan,” beber Dairoh sembari menahan isak tangisnya.
Kini, Dairoh telah mendapat pendampingan sebuah NGO di Cirebon untuk mencari kesembuhan melalui jalur medis. Namun, nasib keduaa anak Dairoh tetaplah harus berhenti sekolah untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertiga.